Institut Teknologi Telkom Jakarta (ITTelkom Jakarta) adalah perguruan tinggi swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom. ITTelkom Jakarta berfokus pada pendidikan tinggi berbasis ICT (Information and Communication Technology) yang mendukung CDE (Creative Industry, Digital Economy, dan Entrepreneurship). Hal ini dapat terlihat pada berbagai macam mata kuliah pilihan yang bisa dipilih oleh mahasiswa, untuk mengintegrasikan wawasan tentang industri kreatif, ekonomi digital dan kewirausahaan, dengan bidang keilmuan ICT utamanya.
Salah satu keahlian yang harus dimiliki mahasiswa khususnya pada Fakultas Teknik dengan prodi Teknik Telekomunikasi adalah radio frekuensi. Di dalam radio frekuensi ada teknologi yang bernama RFID (Radio Frequency Identification) dan Kelebihan dan Kekurangan RFID.
Kelebihan dan Kekurangan RFID
Teknologi RFID adalah awal dari peningkatan besar dalam Sistem AIDC (Automatic Identification and Data Capture), Identifikasi Otomatis dan Pengambilan Data. Di dalam faktanya, ini memungkinkan identifikasi unik berkat pengidentifikasi labelnya. Ini juga mengurangi intervensi manusia yang memungkinkan lebih baik kinerja (kecepatan lebih tinggi dan tingkat kesalahan yang lebih rendah). Selain itu, RFID tampaknya lebih menguntungkan dibandingkan dengan barcode. Untuk memulainya, ini menggunakan memori pada tag yang memungkinkan data stocking lebih dari sekadar pengenal sederhana bila perlu dan tergantung pada jenis tag. Kedua, berkat komunikasi radio, pembaca tidak perlu saling berhadapan untuk membaca tag dan tidak perlu membongkar barang yang akan dipindai karena gelombang radio menembus kertas, plastik dan kayu dengan zona jangkauan yang lebih besar. Juga, sistem RFID dapat memiliki beberapa fitur canggih yang membuatnya sangat menarik dan dapat diandalkan (kriptografi, sensor jaringan…). Dengan demikian, ini membuka pintu lebar-lebar untuk aplikasi baru yang melampaui identifikasi sederhana. Selain itu, tag dapat bekerja di lingkungan yang keras seperti yang dijelaskan sebelumnya di mana tidak mungkin atau sangat sulit bagi manusia untuk kerja. Mengidentifikasi beberapa item secara bersamaan juga membuat RFID lebih baik daripada kode batang. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan teknologi ini telah menyebabkan penurunan baik biaya manajemen stok dan kehilangan rantai ritel. Itu juga menguntungkan bagi pelanggan karena waktu tunggu berkurang dengan layanan pelanggan yang lebih baik.
Kritik utama terhadap RFID adalah tentang keamanan dan pribadi. Kami dapat mengklasifikasikan aplikasi RFID menjadi dua: kategori. Yang pertama, keamanan adalah suatu keharusan karena aplikasi menangani baik data sensitif (seperti dalam pembayaran keamanan dan kontrol akses ke gedung) atau data pribadi (kartu identitas dan paspor), keamanan menjadi perhatian dengan kebutuhan yang berbeda tingkat. Di kelas kedua, keamanan bukanlah tujuan itu sendiri. Ini mungkin sebuah hak istimewa jika tidak mengganggu kinerja yang baik. Masalahnya adalah keamanan klasik tidak berlaku karena keterbatasan dalam konsumsi daya dan kemampuan pemrosesan di tag terutama di RFID murah. Keamanan RFID adalah bidang penelitian yang berkembang pesat dan banyak lagi konferensi diadakan untuk tujuan tersebut. Banyak solusi yang diusulkan untuk mengamankan komunikasi RFID. Namun demikian, belum ada standar keamanan RFID. Selain itu, banyak peneliti telah menunjukkan kelemahan keamanan dalam sistem RFID yang berbeda mengatakan “aman”. Pertama, bahkan teknik keamanan yang diusulkan oleh EPC global standar tampaknya tidak cukup. Selain itu, banyak solusi kepemilikan yang diusulkan. Namun, vendor berpikir bahwa kerahasiaan algoritma akan membawa keamanan lebih. Namun, beberapa dari mereka sudah diretas menggunakan rekayasa balik (NXP Mifare Classic, Modul DST (Transponder Tanda Tangan Digital) digunakan di beberapa mobil.
Refrensi :
Jonathan Collins, “Passive Tags Track Cars”, RFIDjournal ,2004.
Konidala D., Zeen Kim, and Kwangjo Kim, July 2007, ‘A Simple and Cost- Effective RFID Tag-Reader Mutual Authentication Scheme’ ,RFIDSec’07
Nohl K. and David Evans and Starbug and Henryk Plötz. 2008 ‘Reverse- Engineering a Cryptographic RFID ‘
Stephen C. Bono, Matthew Green, Adam Stubblefield, Ari Juels, Aviel D. Rubin, and Michael Szydlo, 2005 ‘Security Analysis of a Cryptographically-Enabled RFID Device’. In USENIX Security Symposium